Selasa, 26 Desember 2017

COBIT(Control Objective for Information & Related Technology)

Oleh
TB. Putra Dwi Pratama
1A114687
4KA17

COBIT(Control Objective for Information & Related Technology)
Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).
COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.

Kerangka Kerja COBIT
Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.

Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
·    Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
·         Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
·     Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses (critical success factors).
·         Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
·         Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
·         Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.


Manfaat dan Pengguna COBIT
Secara manajerial target pengguna COBIT dan manfaatnya adalah :
Direktur dan Eksekutif
Untuk memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dan sejalan dengan TI.

Manajemen
·         Untuk mengambil keputusan investasi TI.
·         Untuk keseimbangan resiko dan kontrol investasi.
·         Untuk benchmark lingkungan TI sekarang dan masa depan.

Pengguna
Untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal.

Auditors
·         Untuk memperkuat opini untuk manajemen dalam control internal.
·         Untuk memberikan saran pada control minimum yang diperlukan.

Kamis, 02 November 2017

Strategi Pengujian Perangkat Lunak

Strategi Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian unit program
Pengujian difokuskan pada unit terkecil dari suatu modul program. Dilaksanakan dengan menggunakan driver dan stub. Driver adalah suatu program utama yang berfungsi mengirim atau menerima data kasus uji dan mencetak hasil dari modul yang diuji. Stub adalah modul yang menggantikan modul sub-ordinat dari modul yang diuji.

Pengujian integrasi
Pengujian terhadap unit-unit program yang saling berhubungan (terintegrasi) dengan focus pada masalah interfacing. Dapat dilaksanakan secara top-down integration atau bottom-up integration.

Pengujian validasi
Pengujian ini dimulai jika pada tahap integrasi tidak ditemukan kesalahan. Suatu validasi dikatakan sukses jika perangkat lunak berfungsi pada cara yang diharapkan oleh pemakai.

Pengujian sistem
Pengujian yang dilakukan sepenuhnya pada sistem berbasis komputer. Jenis pengujian yang dilakukan pada saat melakukan pengujian sistem, yaitu :
·         Recovery testing
   Pengujian dilakukan dimana sistem diusahakan untuk gagal, kemudian diuji
   kenormalannya.
·         Security testing
 Dilakukan untuk menguji mekanisme proteksi
·         Stress testing
 Pengujian yang dirancang untuk menghadapkan suatu perangkat lunak kepada
 situasi yang tidak normal.
·         Performance testing
 Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem

Hal-hal yang diujikan selama pengujian :
·         Antarmuka modul
·         Struktur Data Lokal
·         Kondisi Batas
·         Jalur-jalur Bebas
·         Jalur-jalur penanganan kesalahan

Faktor Pengujian Perangkat Lunak

A. Pengujian Tahapan Analisis
Pengujian pada tahapan ini lebih menekankan pada validasi terhadap kebutuhan perangkat lunak, untuk menjamin bahwa kebutuhan telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan tersebut sudah dirumuskan dengan baik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
·         Kebutuhan yang berkaitan dengan metodelogi
·         Pendefinisian spesifikasi fungsional
·         Penentuan spesifikasi kegunaan
·         Penentuan kebutuhan portabilitas
·         Pendefinisian antar muka sistem.

B. Pengujian Tahapan Desain
Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari kebutuhan perangkat, kebutuhan yang bersifat umum dirinci menjadi bentuk yang lebih spesifik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
·         Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan
·         Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori.
·         Portabilitas rancangan
·         Perancangan yang dirawat
·         Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data.
·         Kelengkapan perancangan antar muka.
 
C. Pengujian Tahapan Implementasi
Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan mejadi aplikasi secara keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :
·         Kendali integritas data
·         Kebenaran program
·         Kemudahan pemakaian
·         Sifat coupling
·         Pengembangan prosedur operasi.

D. Pengujian Tahapan Pengujian
Pengujian pada tahapan ini dilakukan untuk menilai apakah spesifikasi program telah ditulis menjadi instruksi-instruksi yang dapat dijalankan pada mesin/komputer. Selain itu, juga untuk menilai apakah instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi program. Faktor-faktor pengujian tahap ini meliputi :
·         Pengujian fungsional
·         Dukungan manual
·         Kemudahan operasi

Teknik Pengujian Perangkat Lunak

Teknik Pengujian Perangkat Lunak
A. White box testing
Adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.

Pengujian white box
Menggunakan metode desain test case yang menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case. Disebut juga pengujian glassbox. Dengan pengujian whitebox, perekayasa dapat melakukan :
·       Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali.
·       Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true and false.
·       Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.
·       Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.

Dengan menggunakan metode white box, analis sistem akan dapat memperoleh test case yang:
·       Menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali.
·       Mengerjakan seluruh keputusan logikal.
·       Mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya.
·       Mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.

Keunggulan dan Kekurangan White Box
Keunggulan
·       Kebenaran program dalam mendefinisikan algoritma dapat diketahui secara langsung dengan pengolahan path.
·       Menentukan kualitas pekerjaan coding dan pengaruhnya untuk standar coding.
Kekurangan
·       Jumlah biaya untuk white box testing lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan untuk black box, untuk ukuran software yang sama.
·       Belum mampu melakukan tes ketersediaan, kehandalan, daya tahan beban dan testing – testing lain yang berhubungan dengan kebutuhan faktor – faktor untuk operasi, revisi dan transisi.

B. Black box testing
Adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box).

Pengujian black box
Berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Disebut juga pengujian behavioral atau pengujian partisi. Pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box berusaha menemukan :
·         Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
·         Kesalahan interface
·         Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
·         Kesalahan kinerja
·         Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
·         Kesalahan performansi
·         Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir
Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka kita menarik serangkaian test case yang
memenuhi kriteria berikut :
·       Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test case tambahan yang harus didesain untuk mencapai pengujian yang dapat dipertanggungjawabkan.
·       Test case yang member tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau ketidakhadirankelas kesalahan, daripada member tahu kesalahan yang berhubungan hanya dengan pengujian spesifik.

Keunggulan dan Kekurangan Black Box:
Keunggulan
·       Black box testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak.
·       Black box testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini black box testing dapat membantu memaksimalkan testing investment.
Kekurangan
·       Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos pengujian.

C. Gray box testing
Adalah metode pengujian perangkat lunak yang adalah kombinasi dari Black box testing dan White box testing. Dalam Black box testing, struktur internal dari item yang sedang diuji tidak diketahui tester dan White box testing struktur internal di dikenal. Dalam pengujian Gray box testing, struktur internal sebagian dikenal. Ini melibatkan memiliki akses ke internal data struktur dan algoritma untuk tujuan merancang uji kasus, tetapi pengujian pada pengguna, atau tingkat Black box. Grey-box, berusaha menggabungkan kedua metode diatas, mengambil kelebihan keduanya, mengurangi kekurangan keduanya. Teknik verifikasi modern menerapkan combine-method ini.

SDLC (System Development Life Cycle)

SDLC (System Development Life Cycle)
SDLC adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap:

A. Perencanaan Sistem (Systems Planning)
Lebih menekankan pada aspek studi kelayakan pengembangan sistem (feasibility study). Aktivitas-aktivitas yang ada meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.

B. Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
• Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
• Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan dengan sistem.
• Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
• Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat batasan sistem.
• Mendefinisikan kebutuhan sistem.

C. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan adalah:
• Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
• Menganalisa data dan membuat skema database.
• Merancang user interface.

D. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap sebelumnya dan melakukan uji coba.
Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
• Pembuatan database sesuai skema rancangan.
• Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
• Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).

E. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.

Rabu, 01 November 2017

ACL (Audit Command Language)

Oleh
TB. Putra Dwi Pratama
1A114687
4KA17

Pengenalan ACL (Audit Command Language)
ACL dikembangkan sejak tahun 1970-an oleh Prof. Hart J. Will dari Canada dan kemudian dikelola oleh ACL Services Ltd, Vancouver, Canada, dan merupakan pemimpin pasar dalam teknologi pengambilan data, analisis data, serta pelaporan. ACL adalah aplikasi yang hanya ‘read-only’, ACL tidak pernah mengubah data sumber asli sehingga aman untuk menganalisis jenis live-data.
ACL digunakan di perusahaan, di antaranya pada bidang audit untuk analisis data, pencocokan dan pembandingan data, laporan penyimpangan. Pada bidang IT (Information Technology) untuk data migrationdata cleansingdata matchingdata integrity testing; selain itu juga untuk analisis, konsolidasi, rekonsiliasi data, dan pelaporan pada divisi lain seperti Keuangan, Pemasaran, Distribusi, Operasional, dan lain sebagainya.
ACL dapat melakukan akses data langsung ke dalam database ataupun dalam bentuk teks file dalam waktu yang singkat tanpa menganggu sistem yang sedang berjalan, melakukan proses verifikasi hasil dari data yang diperoleh untuk menciptakan integrasi data yang dipercaya, dan hasil analisa data yang dapat diandalkan. 


Manfaat ACL (Audit Command Language)
Ø  Bagi Auditor
Akan membantu Auditor agar lebih terfokus, cepat, efisien, efektif, dan murah dengan lingkup yang lebih luas dan analisis mendalam. Dengan ACL auditor dapat menemukan lebih banyak penyimpangandan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan pembuktian.

Ø  Untuk Manajemen (Akunting dan Keuangan)
Dapat dalam menganalisis data dan informasi perusahaan, pengujian pengendalian yang telah ada, dan pembuatan laporan manajemen secara cepat dan fleksibel.

Ø  Untuk Sumber Daya Manusia/Pemeriksa, IT, dan lainnya.
Dapat melakukan sistem pelaporan yang sesuai dengan keinginan atau laporan yang diinginkan dengan akurasi dan kualitas data yang sangat bagus.

Rabu, 11 Oktober 2017

AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh
TB. Putra Dwi Pratama
1A114687
4KA17

Pengertian Audit Teknologi Informasi
Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.

Jenis Audit Teknologi Informasi
1. Sistem dan aplikasi
Memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.

2. Fasilitas pemrosesan informasi
Memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.

3. Pengembangan sistem
Memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.

4. Arsitektur perusahaan dan manajemen TI
Memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.

5. Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet
Memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.

Tujuan Audit Teknologi Informasi
1. Memberikan rekomendasi terhadap temuan yang muncul pada proses audit
Tindakan ini melakukan pemeriksaan atas arsip pembukuan perusahaan. Bisa saja ada temuan yang sebelumnya tidak disadari. Audit TI merekomendasikan temuan ini untuk segera ditindaklanjuti.

2. Rekomendasi mengenai tindakan yang dikerjakan
Selain temuan, ada pula rekomendasi tentang tindakan yang bisa ditempuh. Hal ini bisa menghemat waktu sebab tindak lanjut yang diambil bisa segera dilakukan tanpa harus memikirkan ulang cara penanganannya.

3. Mengawasi pelaksanaan rekomendasi
Setelah memberikan rekomendasi, audit TI bisa berlaku juga sebagai pengawas. Hal ini untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil bisa berjalan secara presisi dan tidak menimbulkan masalah baru.

4. Memberikan jaminan kepada manajemen tentang kondisi yang ada pada organisasi
Audit yang baik akan memberikan preseden yang baik pula terhadap perusahaan. Hasil ini juga bisa memberi gambaran umum kepada manajemen tentang kondisi organisasinya.

5. Melakukan penilaian
Setelah melakukan serangkaian proses audit, akan diketahui bagaimana kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan. Proses ini juga bisa menunjukkan penilaian sehingga bisa terlihat tingkat efektivitas dan efisiensi yang dijalankan oleh tiap bagian.

Langkah-langkah Audit Teknologi Informasi
1. Identifikasi dan dokumentasi
Layaknya audit umum, identifikasi dan dukumentasi adalah keharusan. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalankan survei maupun observasi ke lapangan sehingga audit bisa lebih objektif dan akurat.

2. Tes subtantif
Tes substansi merupakan tes yang dijalankan untuk mengetahui “isi” secara lebih mendalam. Dalam tes ini ada dua tipe yang bisa dijalankan: signifikan alias ditelusur secara lebih mendalam; atau terbatas.

3. Evaluasi
Setelah melakukan tes substantif, audit TI bisa menjalankan evaluasi berdasarkan hasil temuan. Di tahap ini kembali dicek apakah kinerja perusahaan efektif atau tidak. Kalau efektif berarti memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun kalau tidak efektif, lakukan lagi tes substantif.

4. Penilaian Mutu/ Kesimpulan 
Di langkah terakhir ini akan terlihat apakah mutunya terjamin atau tidak. Jelas audit TI bukanlah tindakan yang bisa dilakukan secara asal dan instan. Ketelitian auditor menjadi ujung tombaknya. Selain itu tentu saja, tujuan dan langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara konsekuen.

Manfaat Audit Teknologi Informasi
1. Manfaat pada saat Implementasi (Pre-Implementation Review)
– Institusi dapat mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan   ataupun memenuhi acceptance criteria.
– Mengetahui apakah pemakai telah siap menggunakan sistem tersebut.
– Mengetahui apakah outcome sesuai dengan harapan manajemen.

2. Manfaat setelah sistem live (Post-Implementation Review)
– Institusi mendapat masukan atas risiko-risiko yang masih yang masih ada dan saran untuk penanganannya.
– Masukan-masukan tersebut dimasukkan dalam agenda penyempurnaan sistem, perencanaan strategis, dan anggaran pada periode berikutnya.
– Bahan untuk perencanaan strategis dan rencana anggaran di masa mendatang.
– Memberikan reasonable assurance bahwa sistem informasi telah sesuai dengan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan.
– Membantu memastikan bahwa jejak pemeriksaan (audit trail) telah diaktifkan dan dapat digunakan oleh manajemen, auditor maupun pihak lain yang berwewenang melakukan pemeriksaan.
– Membantu dalam penilaian apakah initial proposed values telah terealisasi dan saran tindak lanjutnya.

Perlunya Dilakukan Audit Teknologi Informasi
Ron Webber, Dekan Fakultas Teknologi Informasi, monash University, dalam salah satu bukunya Information System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan penting mengapa Audit IT perlu dilakukan, antara lain :
1.    Kerugian akibat kehilangan data.
2.     Kesalahan dalam pengambilan keputusan.
3.     Resiko kebocoran data.
4.     Penyalahgunaan komputer.
5.     Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan.
6.    Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer.

Perusahaan Yang Sudah Melakukan Audit Teknologi Informasi
  • Mandiri
  • Pertamina
  • Indosat
  • G4S
  • ETOS (Ethology System)
  • PT PLN
  • FCGI
  • INA (Indonesian Netherlands Association)
  •  ILO (International Labour Organization)
·         DLL

REFERENSI :



Minggu, 11 Juni 2017

Pengantar Animasi & Desain Grafis

Pengantar Animasi & Desain Grafis
(HyperStudio)


Kelompok 4 - Kelas 3KA17


Nama Kelompok :
1.      Arif Prasetyo                   ( 11114595 )
2.      Lauza Illaddini                ( 16114007 )
3.      Mohamad Yudana H.     ( 16114768 )
4.      Rizki Arif Darmawan     ( 19114608 )
5.      TB. Putra Dwi P.             ( 1A114687 )









                                  HYPERSTUDIO

A.      Definisi
Hyperstudio adalah perangkat lunak kreativitas yang didistribusikan oleh software MacKiev. Awalnya dibuat oleh Roger Wagner pada tahun 1989 sebagai Hyperstudio 1.0 untuk Apple IIGS, kemudian versi yang baru diperkenalkan untuk Mac dan Windows. Ini dapat digambarkan sebagai alat authoring multimedia, dan ini metode yang relatif sederhana untuk menggabungkan beragam media. Sekarang telah dipasarkan oleh Software MacKiev sebagai “versi 5.1” yang ditujukan terutama untuk pasar pendidikan.
Program yang termasuk dalam kelompok hyperstudio (multimedia) ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik.


B.      Peranan
            Digunakan untuk promosi, profil perusahaan, maupun sejenisnya yang dikemas dalam                 bentuk CD atau DVD. Dapat berisi film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang                       dirancang sedemikian rupa sehingga pesan  yang disampaikan lebih interaktif dan menarik.


C.      Spesifikasi HyperStudio 5.0

a)      Windows Edition
Minimum System Requirements:
Ø  System: Windows XP Service Pack 3 or later, including Windows 10
Ø  Processor: 1.5 GHz Intel or equivalent
Ø  Memory: 512 MB RAM
Ø  Video Adapter: 100% DirectX 9.0c compatible
Ø  Display: 800 x 600, 16-bit color
Ø  Free Hard Disk Space: 700 MB


b)      Mac Os
Minimum System Requirements:
Ø  System: Mac OS X 10.4.11 or later, including macOS Sierra 10.12
Ø  Processor: G4 400 MHz or faster, including Intel-based Mac computers
Ø  Memory: 256 MB RAM
Ø  Display: 800 x 600, Millions of Colors
Ø  Free Hard Disk Space: 800 MB


D.      Fitur HyperStudio 5.0

Includes:
·         1300+ Clipart graphics
·         500+ Background images
·         200+ Animations
·         280+ Sounds
·         30+ Movies, including semi-3D QTVR objects and panoramas

E.       Format Import
v  Graphics: PDF, PNG, JPEG, TIFF, GIF, BMP, PICT, PSD
v  Icons: ICO, CUR, ICNS
v  Sounds: MP3, AAC, WAV, AIFF, M4A, M4B, M4P, SND, CDDA, AU
v  Movies: MOV, AVI, MPEG, QTVR

F.       Tools-tools HyperStudio 5.0
1)      Arduino Support
Integrate Arduino devices into your projects.
2)      "Green Screen" Movies
Bring different backgrounds to your movies using "green screen" transparency.
3)      Text Actions
Compare and move text between text objects, and read and write text to and from files without requiring any scripting! Save written essays and quiz results, and compare entered text to desired answers.
4)      Snap-To Feature
Snap-to feature allows your audience to associate objects that snap magnetically into place.
5)      Path Animation
Path animation offers you the ability to completely customize the paths that objects travel in your stories.
6)      Animation with Onion Skin Views
Show the semitransparent image of the previous card, the next card, or both superimposed on the card with which you are currently working.
7)      Podcasting Support
Export any project to iTunes® in iPad®/iPod®/iPhone® video format.
8)      Narration Option for Videos
Make QuickTime® movies with audio narration.
9)      Keynote® Integration
Import presentations created in Keynote.
10)   iTunes Integration
Select music from iTunes.

G.     Tampilan Awal HyperStudio 5.0



H.     Penerapan Software HyperStudio 5.0





                                      


DAFTAR PUSTAKA